Workshop Deep Learning 2025 Yayasan Mardi Waluya Sukabumi
Ditulis oleh Agustinus Mujiya, M.Pd - BeritaYMW
Kamis, 14 Agustus 2025
Pada tanggal 29-31 Juli 2025 yang lalu, Yayasan Mardi Waluya Sukabumi mengadakan lokakarya (workshop) pembelajaran mendalam yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merancang dan mengimplementasikan pembelajaran mendalam yang kontekstual, reflektif, dan bermakna sesuai tahapan perkembangan anak. Kegiatan ini dilaksanakan di RR St. Lidwina Sukabumi, yang diikuti oleh para guru yang berasal dari TK, SD, SMP, dan SMA Mardi Waluya.
Agenda dimulai dengan pembukaan oleh Ketua Pengurus Yayasan Mardi Waluya Sukabumi, yakni Sr. M. Ludovika, SFS, yang selanjutnya dilanjutkan oleh pembicara yaitu Ibu Magdalena Cory, Ibu M. Francine Avianti, Ibu Murniati Agustian, dan Ibu Priscilla Anindyta yang berprofesi sebagai dosen di UNIKA Atma Jaya Jakarta. Kunci lokakarya ini adalah membahas mengenai perubahan kebijakan kurikulum, tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat, dan pembelajaran mendalam.
Yang menjadi perubahan utama adalah Permendikdasmen nomor 13 tahun 2025, yakni sekolah tetap menggunakan kurikulum 2013 (K13), atau Kurikulum Merdeka, sesuai pilihan satuan pendidikan, serta regulasi lebih bersifat penguatan kebijakan, bukan perubahan struktur materi secara menyeluruh. Selain itu juga terdapat pendekatan pembelajaran mendalam yang menekankan penggunaan metode pembelajaran mendalam, dimana siswa tidak hanya menghafal tetapi memahami konsep secara menyeluruh, serta terdapat delapan dimensi profil lulusan baru yang menggantikan profil pelajar pancasila, yang bertujuan untuk membentuk karakter siswa secara akademis, karakter, dan etika secara seimbang.
Pembelajaran Mendalam (deep learning) Pembelajaran mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada pencipatan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu
Olah pikir
● Merupakan proses pendidikan yang berfokus pada pengasahan akal budi dan kemampuan kognitif, seperti kemampuan untuk memahami, menganalisa, dan memecahkan masalah.
Olah hati
● Proses pendidikan untuk mengasah kepekaan batin, membentuk budi pekerti, serta menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual.
Olah rasa
● Sebagai proses pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kepekaan estetika, empati, dan kemampuan menghargai keindahan serta hubungan antar manusia.
Olah raga
● Merupakan bagian dari pendidikan yang bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan fisik, kekuatan tubuh, serta membentuk karakter melalui kegiatan jasmani.
Terdapat delapan dimensi profil lulusan, yang bertujuan membentuk karakter siswa secara akademis, karakter, dan etika secara seimbang, yaitu ,Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kewargaan, Penalaran kritis, Kreativitas, Kolaborasi, Kemandirian, Kesehatan, komunikasi.
Masih termasuk perubahan utama permendikdasmen yakni penyesuaian kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kokurikuler kini dibuat lebih fleksibel, terintegrasi dalam proyek tematik, dan selaras dengan nilai-nilai karakter seperti gerakan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat. Setiap sekolah wajib menyediakan minimal satu kegiatan ekstrakurikuler berbasis kepanduan, misalnya Pramuka, atau sejenisnya. Berikut adalah uraian mengenai “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” :
1. Bangun Pagi:
Membiasakan diri bangun pagi melatih kedisiplinan, menghargai waktu, dan memulai hari dengan semangat.
2. Beribadah:
Beribadah menanamkan nilai-nilai spiritual, moral, dan rasa syukur, serta mendekatkan diri kepada Tuhan.
3. Berolahraga:
Berolahraga menjaga kesehatan fisik dan mental, serta menumbuhkan disiplin dan ketahanan diri.
4. Makan Sehat dan Bergizi:
Membiasakan makan makanan sehat dan bergizi penting untuk pertumbuhan, kesehatan, dan kecerdasan anak.
5. Gemar Belajar:
Menumbuhkan rasa ingin tahu, kreativitas, dan semangat belajar sepanjang hayat.
6. Bermasyarakat:
Mengajarkan anak untuk berinteraksi, bekerja sama, dan peduli terhadap lingkungan sosialnya.
7. Tidur Cepat:
Tidur cepat membantu anak mendapatkan istirahat yang cukup, sehingga dapat bangun pagi dengan segar dan siap beraktivitas.
Dengan membiasakan 7 kebiasaan ini, anak-anak Indonesia diharapkan dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Pada akhir kegiatan, peserta lokakarya diminta untuk membuat kelompok berdasarkan jenjang dan unit. Peserta membuat rencana pelaksanaan pembelajaran mendalam (RPPM) secara bersama-sama, kemudian dipresentasikan dan dibahas bersama peserta lainnya.
Pembicara memberikan sebuah kutipan yang berbunyi :
“Apa yang kita tanam hari ini mungkin tidak tumbuh esok pagi. Tapi jika disiram dengan kesadaran, makna, dan kegembiraan, ia akan hidup dalam cara anak memandang dunia. Kita bukan sekadar mengajar — kita membentuk masa depan.”
Galeri foto Workshop Deep Learning 2025 Yayasan Mardi Waluya Sukabumi